Ilustrasi suasana sekolah saat jam istirahat, di tengah maraknya kasus perundungan antar siswa. (Sumber ilustrasi: AI-generated / Fkannews) |
Informasi awal disampaikan oleh seorang narasumber yang enggan disebutkan namanya. Ia menyebut bahwa aksi pemukulan terjadi karena salah paham antar siswa. Perundungan terjadi di dalam lingkungan sekolah dan memicu kekhawatiran para wali murid akan keselamatan anak-anak mereka.
Tim media Fkannews mencoba meminta klarifikasi langsung ke pihak sekolah. Namun, kepala sekolah yang bersangkutan tengah menjalani cuti ibadah haji sehingga tidak dapat ditemui.
Ditemui secara terpisah, Wakil Kepala Sekolah bidang Kesiswaan, Wawan, S.Pd., membenarkan adanya insiden tersebut. “Benar, ada siswa yang memukul temannya, tetapi kejadian itu terjadi di luar jam pelajaran dan tidak diketahui oleh guru,” jelasnya.
Namun, Wawan juga mengakui bahwa insiden tersebut berlangsung di lingkungan sekolah, tepatnya saat jam istirahat. “Ini bukan berarti sekolah membiarkan. Guru Bimbingan dan Konseling (BP) sudah memanggil siswa yang bersangkutan untuk pembinaan,” tegasnya.
Ia juga menambahkan bahwa kejadian sebenarnya terjadi pada sore hari, saat dirinya sedang mengikuti rapat di luar sekolah. “Saya baru mendapat kabar malam harinya, dan esok pagi langsung memanggil kedua orang tua siswa untuk mediasi,” ujarnya.
Korban yang berinisial VA, ketika ditemui media, menyampaikan bahwa ia dipukul karena dituduh menjelek-jelekkan pelaku. “Aku dituduh ngomongin dia jelek, padahal aku nggak ngomong apa-apa. Tiba-tiba aku dipukul di kepala,” ujar VA.
Sementara itu, pelaku yang berinisial A, saat dimintai keterangan bersama ibunya, memilih diam dan enggan memberikan tanggapan. (IP)