 |
| Tokoh masyarakat Cirebon; Agung Sentosa. |
Cirebon, FKAN News – Keberadaan sejumlah rumah dinas jabatan, baik untuk wali kota, wakil wali kota maupun ketua DPRD Kota Cirebon, dinilai tidak efektif dan cenderung menjadi beban anggaran daerah. Tokoh masyarakat Cirebon, Agung Sentosa, menilai lebih bijak apabila aset tersebut disewakan sehingga bisa menjadi pemasukan bagi Pendapatan Asli Daerah (PAD).
“Selama ini rumah dinas hanya dijadikan rumah singgah. Bukannya untuk penghematan anggaran atau efisiensi, justru terkesan sebagai pemborosan,” tegas Agung.
Menurutnya, kondisi tersebut berbanding terbalik dengan realitas masyarakat di akar rumput. Masih banyak warga yang hidup dalam kontrakan sederhana dengan kondisi serba terbatas, sementara fasilitas negara yang mestinya dimanfaatkan dengan baik justru terbengkalai.
Agung pun menyoroti kepemimpinan Wali Kota Cirebon, Effendi Edo. Ia mempertanyakan sejauh mana empati kepala daerah terhadap masyarakat kecil.
“Sampai kapan Wali Kota Effendi Edo, sebagai tokoh politik nomor satu di Kota Cirebon, akan membuktikan empatinya kepada masyarakat menengah ke bawah? Kebijakan seorang pemimpin yang baik adalah berempati terhadap keadaan masyarakat, serta mau menerima masukan dari semua kalangan, bukan hanya mendengarkan suara pembisik di lingkaran elit yang mementingkan golongan tertentu,” ujarnya.
Isu pemanfaatan rumah dinas ini kembali memantik diskusi publik tentang efektivitas pengelolaan aset daerah. Masyarakat menunggu sikap tegas pemerintah kota dalam menata ulang kebijakan yang menyangkut fasilitas pejabat, agar lebih selaras dengan prinsip efisiensi dan keadilan sosial. (Red)
