Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Ajang Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) 2025 Tingkat SD Kecamatan Harjamukti, Di Ikuti Oleh Berbagai Kalangan Siswa Dengan Penuh Semangat

| 0 Views Last Updated: 2025-09-11T23:35:14Z
Anindito
Aninditto,S.Pd.,M.Pd. Ketua Panitia FTBI Kec. Harjamukti

Cirebon - FkannNewsAninditto, S.Pd., M.Pd.  selaku panitia lomba Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) tingkat SD di Kecamatan Harjamukti Kota Cirebon, menuturkan FTBI bukan sekadar kegiatan lomba saja, akan tetapi gerakan kebudayaan yang hidup di lingkungan sekolah dan masyarakat. Penjelasan tersebut, ia sampaikan saat ajang lomba FTBI berlangsung di SD Negeri Kebon Pelok pada hari Kamis (11/25).


Kegiatan Ajang lomba FTBI ini bukan sekadar lomba tahunan semata namun bentuk kepedulian terhadap pelestarian budaya bahasa daerah. Serta penguatan karakter peserta didik. Ujar Anin.


Ia juga menjelaskan, FTBI adalah program untuk membina dan melestarikan bahasa ibu seperti bahasa Sunda dan bahasa Cirebon yang menjadi bagian dari identitas budaya masyarakat Kota Cirebon.


Lanjut, "di era modernisasi sekarang keberadaan bahasa daerah semakin terpinggirkan. Karena itu, pelestarian bahasa ibu perlu terus menerus kita jaga dengan baik untuk generasi muda di masa mendatang". Jelas Anin.


Sementara itu, sebanyak 43 SD Kecamatan Harjamukti Negeri dan swasta mengikuti ajang lomba tahunan tersebut, dengan berbagai katagori lomba seperti, mendongeng, baca sajak, biantara, nembang Pupuh, nulis cerpen hingga baca tulis aksara Sunda.


Dari 43 sekolah tersebut salah satunya SD Negeri Argasunya mengirim dua belas peserta didik. Empat muridnya masuk ke ajang lomba tingkat Kota Cirebon setelah berhasil meraih juara di ajang lomba FTBI tingkat Kecamatan Harjamukti. Murid itu bernama Kanaya, Arga, Abid dan Nahrol. Sedangkan untuk juara harapan ada empat murid.


Tim FTBI SDN Argasunya
Tim FTBI SDN Argasunya


H. R. Moh. Rifai Riadin. S.Pd Kepala SD Negeri Argasunya saat di temui mengatakan, lomba FTBI merupakan festival tahunan untuk mengapresiasi dan memperkuat pembelajaran bahasa dan sastra Sunda di kalangan murid, ujarnya.


Rifai juga menyampaikan kesadaran akan kekayaan bahasa daerah dalam memotivasi anak-anak untuk mencintai dan merawat bahasa ibu mereka terus kami galakkan melalui pembelajaran di sekolah.


Dengan bahasa daerah tentunya kita dapat memahami cerita nenek moyang kita dan dari tradisi yang telah di wariskan ini akan memperkuat nilai persatuan dan keanekaragaman bahasa daerah merupakan warisan berharga yang harus kita jaga bersama. Pungkasnya. (IP




 

×
Berita Terbaru Update